Marching Band adalah sekelompok barisan orang yang memainkan satu atau beberapa lagu dengan menggunakan sejumlah kombinasi alat musik (tiup, perkusi, dan sejumlah instrumen pit) secara bersama-sama. Umumnya,
penampilan Marching Band dipimpin oleh satu atau dua orang Field Commander atau gita pati (Komandan Lapangan) dan dilakukan baik di lapangan terbuka maupun lapangan tertutup dalam barisan yang membentuk formasi dengan pola yang senantiasa berubah-ubah sesuai
dengan alur koreografi terhadap lagu yang dimainkan, dan diiringi pula dengan aksi tarian yang dilakukan oleh sejumlah Color Guard (Pemain Bendera).
Instrument musik yang digunakan dalam Marching Band terdiri dari instrument musik tiup (Terompet, French Horn, Mellophone, Tenor Horn, Baritone, dan Tuba) , instrument musik perkusi (Snare Drum, Tenor Drum, Bass Drum, Simbal) , instrument pit ( Xylophone, Vibraphone, Marimba, Simbal, Gong China, Timpani, Drum bass konser, Tubular bell), dan instrument bendera.
Saya sangat kagum dengan Player pada Marching Band, karena tidak mudah untuk memainkan musik sambil menghafal formasi barisan yang sangat detail.
Di Indonesia terdapat cukup banyak ajang kejuaraan tingkat nasional yang diselenggarakan, namun yang umumnya frekuentif diselenggarakan secara konsisten adalahGrand Prix Marching Band (GPMB) di Istora Senayan. GPMB ini diselenggarakan setiap akhir tahun. Dengan adanya kompetisi ini, masing-masing Marching Band umumnya berupaya untuk mengembangkan, atau mengadaptasikan teknik-teknik permainan tertentu untuk menunjukkan kemampuan group Marching Band tersebut, atau menciptakan satu keunikan yang berbeda sehingga menjadi ciri khas penampilan suatu Marching Band. Skala kompetisi ini bisa mencakup tingkat daerah, provinsi, ataupun nasional.
Sejarah marching band
marching band bersumber dari seremonial militer dan keagamaan, yang dikemas dalam suatu pertunjukan yang indah atau hiburan. Dalam banyak kebudayaan, musik perang ( musik militer ) menginspirasi para pria dalam berperang, sebagi tanda untuk maju dan mundur, sebagai pendukung jiwa para prajurit dan merayakan keberaniannya.
Marching band menggunakan gabungan dari alat brass, perkusi dan alat tiup kayu yang harus dibawa saat mereka berjalan. Instrumen marching band termasuk flute dan piccolo, French horns, saxophones, clarinet, trumpet, trombone, tuba, drum, cymbal dan triangle. Beberapa band memasukkan glockenspiel, xylophone ke dalam seksi perkusinya. Ada pula marching bagpipe bands.
Terdapat benda seni Mesopotamia kuno yang diperkirakan berumur 4.000 SM, yang menyerupai kettle drum. Alat perkusi seperti cymbal telah digunakan oleh masyarakat Mesir kuno, Syria, Yunani, Romawi dan Yahudi. Timpani atau tambourine adalah salah satu contoh dari alat perkusi yang tidak banyak berubah sepanjang masa.Alat tradisional terbuat dari kulit binatang atau kulit kerang adalah sama dengan yang kita gunakan saat ini. Seperti yang digunakan oleh Canadian Ojibwa dan Cree First Nation, sama dengan masyarakat Timur tengah kuno dimana hal ini berasal. Para budak Afrika memperkenalkan xylophone ke dalam komunitas Latin pada waktu penaklukan Spanyol pada abad 16 dan 17. Drum dan castanet mengiringi taria-tarian Roma kuno. Triangle aslinya berasal dari musik Turki yang mengkombinasikan triangles dengan cymbal dan drum dengan ukuran yang berbeda.
Di Indonesia, budaya marching band merupakan pengembangan lebih lanjut atas budaya drum band yang sebelumnya berada di bawah naungan organisasi PDBI (singkatan dari "Persatuan Drum Band Seluruh Indonesia") yang dibina oleh Menpora (singkatan dari "Menteri pemuda dan olah raga"). Marching band lahir sebagai kegiatan yang memfokuskan penampilan pada permainan musik dan visual secara berimbang, berbeda dengan drum band yang lebih memfokuskan sebagai kegiatan olah raga.
penampilan Marching Band dipimpin oleh satu atau dua orang Field Commander atau gita pati (Komandan Lapangan) dan dilakukan baik di lapangan terbuka maupun lapangan tertutup dalam barisan yang membentuk formasi dengan pola yang senantiasa berubah-ubah sesuai
dengan alur koreografi terhadap lagu yang dimainkan, dan diiringi pula dengan aksi tarian yang dilakukan oleh sejumlah Color Guard (Pemain Bendera).
Instrument musik yang digunakan dalam Marching Band terdiri dari instrument musik tiup (Terompet, French Horn, Mellophone, Tenor Horn, Baritone, dan Tuba) , instrument musik perkusi (Snare Drum, Tenor Drum, Bass Drum, Simbal) , instrument pit ( Xylophone, Vibraphone, Marimba, Simbal, Gong China, Timpani, Drum bass konser, Tubular bell), dan instrument bendera.
Saya sangat kagum dengan Player pada Marching Band, karena tidak mudah untuk memainkan musik sambil menghafal formasi barisan yang sangat detail.
Di Indonesia terdapat cukup banyak ajang kejuaraan tingkat nasional yang diselenggarakan, namun yang umumnya frekuentif diselenggarakan secara konsisten adalahGrand Prix Marching Band (GPMB) di Istora Senayan. GPMB ini diselenggarakan setiap akhir tahun. Dengan adanya kompetisi ini, masing-masing Marching Band umumnya berupaya untuk mengembangkan, atau mengadaptasikan teknik-teknik permainan tertentu untuk menunjukkan kemampuan group Marching Band tersebut, atau menciptakan satu keunikan yang berbeda sehingga menjadi ciri khas penampilan suatu Marching Band. Skala kompetisi ini bisa mencakup tingkat daerah, provinsi, ataupun nasional.
Sejarah marching band
marching band bersumber dari seremonial militer dan keagamaan, yang dikemas dalam suatu pertunjukan yang indah atau hiburan. Dalam banyak kebudayaan, musik perang ( musik militer ) menginspirasi para pria dalam berperang, sebagi tanda untuk maju dan mundur, sebagai pendukung jiwa para prajurit dan merayakan keberaniannya.
Marching band menggunakan gabungan dari alat brass, perkusi dan alat tiup kayu yang harus dibawa saat mereka berjalan. Instrumen marching band termasuk flute dan piccolo, French horns, saxophones, clarinet, trumpet, trombone, tuba, drum, cymbal dan triangle. Beberapa band memasukkan glockenspiel, xylophone ke dalam seksi perkusinya. Ada pula marching bagpipe bands.
Terdapat benda seni Mesopotamia kuno yang diperkirakan berumur 4.000 SM, yang menyerupai kettle drum. Alat perkusi seperti cymbal telah digunakan oleh masyarakat Mesir kuno, Syria, Yunani, Romawi dan Yahudi. Timpani atau tambourine adalah salah satu contoh dari alat perkusi yang tidak banyak berubah sepanjang masa.Alat tradisional terbuat dari kulit binatang atau kulit kerang adalah sama dengan yang kita gunakan saat ini. Seperti yang digunakan oleh Canadian Ojibwa dan Cree First Nation, sama dengan masyarakat Timur tengah kuno dimana hal ini berasal. Para budak Afrika memperkenalkan xylophone ke dalam komunitas Latin pada waktu penaklukan Spanyol pada abad 16 dan 17. Drum dan castanet mengiringi taria-tarian Roma kuno. Triangle aslinya berasal dari musik Turki yang mengkombinasikan triangles dengan cymbal dan drum dengan ukuran yang berbeda.
Di Indonesia, budaya marching band merupakan pengembangan lebih lanjut atas budaya drum band yang sebelumnya berada di bawah naungan organisasi PDBI (singkatan dari "Persatuan Drum Band Seluruh Indonesia") yang dibina oleh Menpora (singkatan dari "Menteri pemuda dan olah raga"). Marching band lahir sebagai kegiatan yang memfokuskan penampilan pada permainan musik dan visual secara berimbang, berbeda dengan drum band yang lebih memfokuskan sebagai kegiatan olah raga.
Dalam perkembangannya, marching band di Indonesia banyak mengadaptasikan variasi teknik-teknik permainan yang digunakan olehsalam grup-grup drum corps di Amerika, khususnya pada instrumen perkusi. Hal ini membuat corak permainan dalam penampilan marching band menjadi lebih mudah dibedakan dari corak penampilan drum band.
(Sifa Nurhaifa, DBGP12)
No comments:
Post a Comment